Mengenal Pengertian, Manfaat, Tujuan serta Kelemahan Agroforestri
Nur Fadhilah S
April 28, 2020
0 Comments
Agroforestri atau yang sering disebut Wanatani merupakan solusi untuk masalah konversi lahan dari hutan menjadi lahan pertanian. Konversi lahan yang mengakibatkan masalah lingkungan seperti banjir, kekeringan, erosi tanah, kelangkaan / kepunahan keanekaragaman hayati, penurunan kesuburan tanah hingga perubahan lingkungan dapat dikurangi dengan sistem agroforestri.
Model-model wanatani bervariasi mulai dari wanatani sederhana berupa kombinasi penanaman sejenis pohon dengan satu-dua jenis komoditas pertanian, hingga ke wanatani kompleks yang memadukan pengelolaan banyak spesies pohon dengan aneka jenis tanaman pertanian, dan bahkan juga dengan ternak atau perikanan.
Dalam bentuk yang dikenal umum, wanatani ini mencakup rupa-rupa kebun campuran, tegalan berpohon, ladang, lahan bera (belukar), kebun pekarangan, hingga hutan-hutan tanaman rakyat yang lebih kaya jenis seperti yang dikenal dalam rupa talun di Jawa Barat, repong di Lampung Barat, parak di Sumatra Barat, tembawang (tiwmawakng) di Kalimantan Barat, simpung (simpukng) dan lembo di Kalimantan Timur, dan lain-lain bentuk di berbagai daerah di Indonesia.
Pengertian agroforestri dapat dijelaskan secara lebih luas, yaitu penggabungan sistem budidaya kehutanan, pertanian, perikanan, dan peternakan.
Istilah agroforestri berasal dari kata serapan bahasa Inggris, yakni “agroforestry”. Agro yang berarti pertanian, sedangkan forestry berarti kehutanan.
Di Indonesia, sistem ini seringkali disebut dengan istilah “wanatani” yang merupakan gabungan dari kata “wana” dan “tani” yang berarti hutan tani. Pada prakteknya, agroforestri ialah suatu sistem pengelolaan lahan yang berguna untuk mengatasi masalah ketersediaan lahan dan untuk meningkatkan produktivitas lahan.
Berikut ini beberapa manfaat dari agroforestry:
- Membantu penggunaan lahan secara optimal sehingga dapat memperbaiki kebutuhan hidup masyarakat
- Meningkatkan daya dukung ekologi manusia terutama di daerah pedesaan. Agroforestri juga bisa dimanfaatkan untuk menjamin dan memperbaiki kebutuhan pangan
- Meningkatkan persediaan pangan pada tiap musim, sehingga petani dapat memperoleh tambahan penghasilan untuk kebutuhan sehari-hari. Namun untuk memperoleh manfaat ini, maka petani harus memperhatikan kualitas nutrisi, pemasaran serta setiap proses yang terjadi pada agroforestri
- Memperbaiki penyediaan energi lokal terutama produksi kayu bakar
- Meningkatkan dan memperbaiki produksi bahan mentah hasil kehutanan maupun pertanian.
- Umumnya peningkatan produksi bahan mentah ini dilakukan secara kualitatif dan diversifikasi.
- Memanfaatkan berbagai jenis pohon dan perdu
- Memperbaiki kualitas hidup terutama di daerah pedesaan, terutama di daerah miskin. Agroforestri dapat meningkatkan pendapatan serta tersedianya lapangan pekerjaan bagi masyarakat
- Meningkatkan kinerja usia produktif (usia muda) di pedesaan sehingga kualitas hidup dapat meningkat
- Memelihara dan memperbaiki kemampuan dan kelestarian lingkungan setempat. Hal ini dapat dilakukan dengan mencegah terjadinya erosi tanah dan degradasi lingkungan
- Berkontribusi terhadap program Tantangan Tanpa Kelaparan PBB untuk menyudahi kelaparan global, mengurangi gizi buruk dan membangun sistem pangan berkelanjutan.
Selain itu, agroforestri juga bertujuan untuk memperbaiki kondisi tanah serta mengelola sumber air agar tetap lestari dan menjadi lebih baik. Program ini bermanfaat pula sebagai pohon peneduh dan pohon pelindung, serta pagar hidup.
Seluruh tujuan yang menjadi target agroforestri akan tercapai jika pengelola atau petani mampu melakukan teknik pengembangan dengan baik.
Ada beberapa hal yang harus dilakukan agar sistem wanatani berjalan dengan baik. Misalnya, mengadakan interaksi positif antara berbagai komponen penyusun, meliputi pohon, produksi tanaman pertanian, dan hewan atau ternak.
Interaksi positif juga dapat dilakukan antara komponen-komponen penyusun dengan lingkungannya. Interaksi tersebut sebaiknya dilakukan secara optimal agar pengembangan agroforestri dapat berjalan dengan baik.
Agroforestri merupakan suatu teknik yang baik dan menjadi pilihan petani untuk meningkatkan kualitas dari produktivitas lahan di tengah keterbatasan lahan. Selain itu, upaya ini juga berdampak baik untuk lingkungan. Sebab, metode ini dapat melindungi keanekaragaman hayati, serta tidak mengakibatkan pencemaran lingkungan.
Ruang Lingkup Agroforestri
Seperti yang telah disampaikan diatas, wanatani terdiri dari 3 komponen, antara lain kehutahan, pertanian, dan peternakan. Gabungan dari 3 komponen tersebut dapat menjadi:
- Agrisilvikultur (kehutanan dan pertanian)
- Agropastura (pertanian dan peternakan)
- Silvopastura (kehutanan dan peternakan)
- Agrosilvopastura (pertanian, kehutanan, dan peternakan)
Terciptanya 4 sistem kombinasi tersebut, tidak seluruhnya merupakan bagian dari agroforestri atau wanatani, sebab agropastura tidak melibatkan komponen kehutanan.
Agroforestri atau wanatani merupakan salah satu sitem alternatif yang perlu dikembangkan untuk menikmati jasa lingkungan hutan dan pangan dari sumber komponen pertanian.
Selain itu, agroforestri juga dapat meningkatkan nilai output pada suatu area lahan tertentu. Hal ini terjadi karena adanya penanaman campuran antara pohon dan spesies lainnya.
Agroforestri juga dapat mendiversifikasi kisaran output dengan tujuan untuk meningkatkan swasembada. Diversifikasi dapat mengurangi hilangnya pendapatan yang mungkin terjadi terutama ketika cuaca buruk atau karena pengaruh faktor biologi dan faktor pasar.
Adanya diversifikasi bertujuan mendistribusikan kebutuhan input tenaga kerja secara lebih merata. Tentu saja hal ini tepat dilakukan di daerah pertanian tropis seperti di Indonesia.
Diversifikasi dapat pula menyediakan produktivitas untuk lahan, tenaga kerja ataupun untuk modal yang belum sempat dimanfaatkan. Melihat kelebihan tersebut, maka bukan tidak mungkin akan semakin banyak pengelolaan dan pengembangan lahan untuk agroforestri sehingga mencapai hasil yang maksimal.
Agroforestri pada akhirnya akan berdampak positif pada kehidupan sosial masyarakat yang memperoleh penghasilan dari penjualan hasil lahan.
Selain itu, sistem ini juga menyebabkan terjadinya ketidaksesuaian pohon dengan kegiatan pertanian, contohnya aktivitas pembakaran dan pemakaian lahan bersama yang akan membuat perlindungan terhadap pohon menjadi berkurang.
Pohon-pohon di hutan juga akan merintangi tanaman pertanian, hal ini dapat berujung pada meningkatnya biaya tenaga kerja saat proses pengolahan. Di samping itu, keberadaan pohon yang merintangi tanaman juga akan menghambat kemajuan sistem pertanian. Maka dalam pelaksanaan agroforestri harus dilakukan dengan langkah dan perhitungan yang tepat agar tidak memberikan kerugian.
Agroforestri sebaiknya dilakukan dengan lebih teliti agar penerapannya dapat berjalan secara proporsional agar kelebihannya dapat diperoleh dan kelemahan dapat diminimalkan. Penerapan sistem agroforestri yang benar dan tepat tentu akan memberikan hasil optimal.
Sumbetr
https://id.wikipedia.org/wiki/Wanatani
http://www.worldagroforestry.org/publication/fungsi-dan-peran-agroforestri
https://rimbakita.com/agroforestri/
Model-model wanatani bervariasi mulai dari wanatani sederhana berupa kombinasi penanaman sejenis pohon dengan satu-dua jenis komoditas pertanian, hingga ke wanatani kompleks yang memadukan pengelolaan banyak spesies pohon dengan aneka jenis tanaman pertanian, dan bahkan juga dengan ternak atau perikanan.
Dalam bentuk yang dikenal umum, wanatani ini mencakup rupa-rupa kebun campuran, tegalan berpohon, ladang, lahan bera (belukar), kebun pekarangan, hingga hutan-hutan tanaman rakyat yang lebih kaya jenis seperti yang dikenal dalam rupa talun di Jawa Barat, repong di Lampung Barat, parak di Sumatra Barat, tembawang (tiwmawakng) di Kalimantan Barat, simpung (simpukng) dan lembo di Kalimantan Timur, dan lain-lain bentuk di berbagai daerah di Indonesia.
Pengertian Agroforestri
Agroforestri adalah sistem budidaya tanaman kehutanan yang dilakukan bersama dengan tanaman pertanian / peternakan. Tanaman kehutanan yang dimaksud adalah tanaman pepohonan, sedangkan tanaman pertanian berkaitan dengan tanaman semusim.Pengertian agroforestri dapat dijelaskan secara lebih luas, yaitu penggabungan sistem budidaya kehutanan, pertanian, perikanan, dan peternakan.
Istilah agroforestri berasal dari kata serapan bahasa Inggris, yakni “agroforestry”. Agro yang berarti pertanian, sedangkan forestry berarti kehutanan.
Di Indonesia, sistem ini seringkali disebut dengan istilah “wanatani” yang merupakan gabungan dari kata “wana” dan “tani” yang berarti hutan tani. Pada prakteknya, agroforestri ialah suatu sistem pengelolaan lahan yang berguna untuk mengatasi masalah ketersediaan lahan dan untuk meningkatkan produktivitas lahan.
Manfaat Agroforestri
Pengembangan wanatani dilakukan agar memberikan manfaat kepada masyarakat. Adanya agroforestri diharapkan dapat memecahkan berbagai masalah dalam hal pengembangan pedesaan.Berikut ini beberapa manfaat dari agroforestry:
- Membantu penggunaan lahan secara optimal sehingga dapat memperbaiki kebutuhan hidup masyarakat
- Meningkatkan daya dukung ekologi manusia terutama di daerah pedesaan. Agroforestri juga bisa dimanfaatkan untuk menjamin dan memperbaiki kebutuhan pangan
- Meningkatkan persediaan pangan pada tiap musim, sehingga petani dapat memperoleh tambahan penghasilan untuk kebutuhan sehari-hari. Namun untuk memperoleh manfaat ini, maka petani harus memperhatikan kualitas nutrisi, pemasaran serta setiap proses yang terjadi pada agroforestri
- Memperbaiki penyediaan energi lokal terutama produksi kayu bakar
- Meningkatkan dan memperbaiki produksi bahan mentah hasil kehutanan maupun pertanian.
- Umumnya peningkatan produksi bahan mentah ini dilakukan secara kualitatif dan diversifikasi.
- Memanfaatkan berbagai jenis pohon dan perdu
- Memperbaiki kualitas hidup terutama di daerah pedesaan, terutama di daerah miskin. Agroforestri dapat meningkatkan pendapatan serta tersedianya lapangan pekerjaan bagi masyarakat
- Meningkatkan kinerja usia produktif (usia muda) di pedesaan sehingga kualitas hidup dapat meningkat
- Memelihara dan memperbaiki kemampuan dan kelestarian lingkungan setempat. Hal ini dapat dilakukan dengan mencegah terjadinya erosi tanah dan degradasi lingkungan
- Berkontribusi terhadap program Tantangan Tanpa Kelaparan PBB untuk menyudahi kelaparan global, mengurangi gizi buruk dan membangun sistem pangan berkelanjutan.
Tujuan Agroforestri
Agroforestri memiliki tujuan positif, terutama bagi lingkungan hidup. Salah satunya adalah sebagai upaya perlindungan terhadap keanekaragaman hayati. Sistem wanatani dapat menghasilkan keanekaragaman yang tinggi, baik menyangkut produk maupun jasa.Selain itu, agroforestri juga bertujuan untuk memperbaiki kondisi tanah serta mengelola sumber air agar tetap lestari dan menjadi lebih baik. Program ini bermanfaat pula sebagai pohon peneduh dan pohon pelindung, serta pagar hidup.
Seluruh tujuan yang menjadi target agroforestri akan tercapai jika pengelola atau petani mampu melakukan teknik pengembangan dengan baik.
Ada beberapa hal yang harus dilakukan agar sistem wanatani berjalan dengan baik. Misalnya, mengadakan interaksi positif antara berbagai komponen penyusun, meliputi pohon, produksi tanaman pertanian, dan hewan atau ternak.
Interaksi positif juga dapat dilakukan antara komponen-komponen penyusun dengan lingkungannya. Interaksi tersebut sebaiknya dilakukan secara optimal agar pengembangan agroforestri dapat berjalan dengan baik.
Agroforestri merupakan suatu teknik yang baik dan menjadi pilihan petani untuk meningkatkan kualitas dari produktivitas lahan di tengah keterbatasan lahan. Selain itu, upaya ini juga berdampak baik untuk lingkungan. Sebab, metode ini dapat melindungi keanekaragaman hayati, serta tidak mengakibatkan pencemaran lingkungan.
Ruang Lingkup Agroforestri
Seperti yang telah disampaikan diatas, wanatani terdiri dari 3 komponen, antara lain kehutahan, pertanian, dan peternakan. Gabungan dari 3 komponen tersebut dapat menjadi:
- Agrisilvikultur (kehutanan dan pertanian)
- Agropastura (pertanian dan peternakan)
- Silvopastura (kehutanan dan peternakan)
- Agrosilvopastura (pertanian, kehutanan, dan peternakan)
Terciptanya 4 sistem kombinasi tersebut, tidak seluruhnya merupakan bagian dari agroforestri atau wanatani, sebab agropastura tidak melibatkan komponen kehutanan.
Agroforestri atau wanatani merupakan salah satu sitem alternatif yang perlu dikembangkan untuk menikmati jasa lingkungan hutan dan pangan dari sumber komponen pertanian.
Keunggulan Agroforestri
Ada beberapa keunggulan dari pengembangan agroforestri, antara lain rendahnya modal dan biaya tenaga kerja yang akan digunakan. Sebab, produktivitas lahan melalui siklus unsur hara dan perlindungan tanah mampu dilakukan dengan modal yang murah dan sedikit tenaga kerja.Selain itu, agroforestri juga dapat meningkatkan nilai output pada suatu area lahan tertentu. Hal ini terjadi karena adanya penanaman campuran antara pohon dan spesies lainnya.
Agroforestri juga dapat mendiversifikasi kisaran output dengan tujuan untuk meningkatkan swasembada. Diversifikasi dapat mengurangi hilangnya pendapatan yang mungkin terjadi terutama ketika cuaca buruk atau karena pengaruh faktor biologi dan faktor pasar.
Adanya diversifikasi bertujuan mendistribusikan kebutuhan input tenaga kerja secara lebih merata. Tentu saja hal ini tepat dilakukan di daerah pertanian tropis seperti di Indonesia.
Diversifikasi dapat pula menyediakan produktivitas untuk lahan, tenaga kerja ataupun untuk modal yang belum sempat dimanfaatkan. Melihat kelebihan tersebut, maka bukan tidak mungkin akan semakin banyak pengelolaan dan pengembangan lahan untuk agroforestri sehingga mencapai hasil yang maksimal.
Agroforestri pada akhirnya akan berdampak positif pada kehidupan sosial masyarakat yang memperoleh penghasilan dari penjualan hasil lahan.
Kelemahan Agroforestri
Selain memiliki kelebihan, tentunya agroforestri juga memiliki beberapa kelemahan, misalnya dapat mengurangi hasil tanaman pokok karena pohon-pohon yang ada akan bersaing dalam perolehan zat hara, cahaya matahari dan air.Selain itu, sistem ini juga menyebabkan terjadinya ketidaksesuaian pohon dengan kegiatan pertanian, contohnya aktivitas pembakaran dan pemakaian lahan bersama yang akan membuat perlindungan terhadap pohon menjadi berkurang.
Pohon-pohon di hutan juga akan merintangi tanaman pertanian, hal ini dapat berujung pada meningkatnya biaya tenaga kerja saat proses pengolahan. Di samping itu, keberadaan pohon yang merintangi tanaman juga akan menghambat kemajuan sistem pertanian. Maka dalam pelaksanaan agroforestri harus dilakukan dengan langkah dan perhitungan yang tepat agar tidak memberikan kerugian.
Agroforestri sebaiknya dilakukan dengan lebih teliti agar penerapannya dapat berjalan secara proporsional agar kelebihannya dapat diperoleh dan kelemahan dapat diminimalkan. Penerapan sistem agroforestri yang benar dan tepat tentu akan memberikan hasil optimal.
Sumbetr
https://id.wikipedia.org/wiki/Wanatani
http://www.worldagroforestry.org/publication/fungsi-dan-peran-agroforestri
https://rimbakita.com/agroforestri/