Kamis, 21 September 2023

September 21, 2023 0 Comments

 Nilai Transaksi Ekonomi (NTE) Kelompok Tani Hutan  dan Perekonomian Indonesia

Penyusun : Nur Fadhilah Syahrawi, S.Hut



 

Kelompok Tani Hutan (KTH) adalah kumpulan petani atau perorangan warga negara Indonesia beserta keluarganya yang mengelola usaha di bidang kehutanan di dalam dan di luar kawasan hutan yang meliputi usaha hasil hutan kayu, hasil hutan bukan kayu dan jasa lingkungan, baik di hulu maupun di hilir. Dalam prosesnya bertumbuh, ada peran penyuluh kehutanan yang mendampingi.

Penyuluh Kehutanan memiliki peran strategis dalam upaya pemberdayaan masyarakat untuk pengelolaan hutan. Para penyuluh kehutanan tidak hanya dituntut memiliki wawasan pengetahuan dengan baik, namun juga mesti memiliki keterampilan dalam mengaplikasikan materi penyuluhan dan mempunyai sikap positif mengutamakan kepentingan masyarakat.

Penyuluhan Kehutanan sebagai bagian dari upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kesejahteraan umum, merupakan faktor penggerak masyarakat sehingga dapat menjadi pelaku pembangunan yang produktif, berkelanjutan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat itu sendiri. Apabila Kelompok Tani Hutan yang dibina memiliki usaha produktif maka aka nada transaksi ekonomi yang terjadi. Nilai Transaksi Ekonomi (NTE) yang dimaksud merujuk pada nilai ekonomi yang dihasilkan dari kegiatan ekonomi yang dilakukan seperti penjualan Hasil Hutan  Kayu (HHK), Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) dan jasa lingkungan dan hasil hutan lainnya. Penyuluh kehutanan memainkan peran penting dalam mewujudkan Nilai Transaksi Ekonomi (NTE) dalam industri kehutanan. NTE merupakan ukuran dari nilai ekonomi yang terkait dengan produk atau jasa yang dihasilkan dari kegiatan kehutanan. Beberapa peran yang dimainkan oleh penyuluh kehutanan dalam mewujudkan NTE antara lain:

  1. Memberikan informasi tentang teknologi terbaru, Penyuluh kehutanan dapat memberikan informasi tentang teknologi terbaru dalam pengelolaan hutan yang dapat meningkatkan produksi dan kualitas Hasil Hutan kayu (HHK) serta produk-produk  Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) serta Jasa lingkungan.
  2. Meningkatkan kualitas produk, Penyuluh kehutanan dapat memberikan informasi tentang teknik-teknik pengolahan Hasil Hutan kayu  (HHK) , Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) dan bahan-bahan lainnya yang dapat meningkatkan kualitas produk.
  3. Meningkatkan efisiensi produksi,Penyuluh kehutanan dapat memberikan informasi tentang teknik-teknik pengelolaan hasil hutan kayu dan hasil hutan bukan kayu yang efisien, sehingga dapat mengurangi biaya produksi.
  4. Mengurangi risiko lingkungan, Penyuluh kehutanan dapat memberikan informasi tentang cara mengurangi risiko lingkungan yang terkait dengan kegiatan kehutanan.
  5. Meningkatkan keterampilan anggota Kelompok Tani Hutan (KTH),Penyuluh kehutanan dapat memberikan pelatihan tentang teknik-teknik pengelolaan hasil hutan kayu, hasil hutan bukan kayu dan jasa lingkungan kepada anggata Kelompok Tani Hutan (KTH) sebagai pemegang persetujuan Perhutanan Sosial.

 

A.   Bagaimana cara menghitung NTE ?

Kebijakan dan Strategai Penyuluh Kehutanan untuk pencapaian Nilai Trasaksi Ekonomi (NTE) Telah diterbitkan Peraturan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Nomor: P.5/P2SDM/SET.11/SET.1/11/2022 tentang Pengukuran Nilai Transaksi Ekonomi KTH. Tujuan dari pengaturan ini sebagai dasar untuk mengetahui perolehan dan peningkatan nilai transaksi ekonomi kelompok tani hutan yang selama ini belum dilakukan pengukuran sehingga menjadi dasar kebijakan dalam pengukuran dan penghitungan nilai transaksi ekonomi kinerja KTH. Contoh Perhitungan Nilai Transaksi Ekonomi (NTE) ialah Jumlah Produk yang dihasilkan x  Harga Satuan. NTE tersebut dihitung per bulan, sedangkan Omset Pertahun dapat dihitung dengan menjumlahkan NTE bulanan. Adapun contoh pengitungan NTE di Salah satu Kelompok Tani Hutan binaan kami, antara lain :

1.    Sarang madu (honeycomb) Kec. Manding, 200 mika x Rp. 60.000,- = Rp. 12.000.000,- per- bulan. Omset pertahun bisa mencapai Rp. 94.000.00,-.

2.     Minuman Pokak Madu Kec. Manding, 100 botol x Rp. 7.000,- = Rp. 700.000,- per – bulan, dengan omset pertahun kurang lebih Rp. 7.000.000,-

3.     Madu alam Kec. Lenteng, 70 kg x Rp. 400.000,- = Rp. 28.000.000,- per panen, dengan omset tahunan mencapai Rp. 78.000.000,-.

 Sehingga total NTE tiga (3)  KTH di wilayah binaan kami kurang lebih mencapai Rp. 175.000.000,-  tiap tahunnya.

 

 

B.    Seberapa besar pengaruhnya pada perekonomian Indonesia ?

Berdasarkan Studi Google Temasek, Bain & Company (2022) menunjukkan ekonomi digital Indonesia di 2022 mencapai USD77 miliar atau tumbuh 22% dari 2021. Indonesia berhasil menjadi pemain utama dalam ekonomi digital ASEAN, karena sekitar 40% dari nilai total transaksi ekonomi digital ASEAN berasal dari Indonesia. Investasi pada sektor ekonomi digital Indonesia juga tumbuh positif, ditunjukkan oleh deal value investasi pada triwulan pertama 2022 sebesar USD3 miliar, yang merupakan nilai tertinggi kedua setelah Singapura.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat, ada 116 komoditas yang dihasilkan dari perhutanan sosial dengan luas mencapai 5,31 juta hektare dan melibatkan 1,1 juta kepala keluarga. Pada 2022, nilai transaksi ekonomi dari kelompok usaha perhutanan sosial mencapai Rp 118,69 miliar. Sebanyak tiga provinsi dengan nilai tukar ekonomi tertinggi adalah Sumatera Utara, Lampung, dan Nusa Tenggara Barat. Potensi yang sangat besar wilayah Perhutanan Sosial mencapai 5,31 juta hektar yang di kelola oleh 20.410 Kelompok Tani Hutan seluruh Indonesia sangat berpeluang untuk menyumbang Produk domestik bruto (PDB). Sedangkan, dari di luar Perhutanan Sosial ada juga KTH yang memiliki produk. Jika diasumsikan rata-rata NTE KTH tahun 2023 berdasarkan kelas KTH :

1.   Pemula Rp. 42.698.000.000

2.   Madya Rp.  678.000.000.000

3.   Utama  Rp. 82.500.000.000

Sehingga, jumlah sumbangan sektor kehutanan terhadap PDB Nasional dari KTH binaan Penyuluh Kehutanan/Dinas LHK/UPT KLHK/BP2SDM tahun 2023 sebesar 626,568 milyar (Sumber data KTH : SIMLUH update tanggal 1 Februari 2023).


C. Cara mendongkrak NTE KTH

Produk KTH apabila hanya dijual secara door to door membutuhkan usaha yang besar dan akan memakan waktu yang lama. Oleh karenanya dibutuhkan solusi agar NTE KTH dapat dioptimalkan.

  1. Upgrade SDM KTH, KTH membutuhkan upaya pemberdayaan melalui penyuluhan untuk dapat lebih optimal dalam mengelola Sumber daya alam yang dimiliki, meningkatkan peran kepemimpinan kelompok dan kemandirian masyarakat. Kemandirian petani hasil penyuluhanditandai dengan tingginya daya saing, daya saring, dan daya sanding atau kemampuan bermitra dalam pengelolaan usaha kelompok (Sumardjo, 2017).
  2. Pemanfaatan Platform E - Commerce. Dengan digitalisasi, tidak hanya masyarakat sekitar yang akan mengenal produk KTH melainkan hingga seluruh dunia. Hal ini membuka peluang bagi KTH untuk mengembangkan usahanya dan meningkatkan kesejahteraan anggotanya. 

Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso dalam CNN Indonesia (2022) mengatakan, pertumbuhan nilai transaksi e-commerce yang cukup pesat ini didorong oleh meningkatnya akseptasi dan preferensi masyarakat dalam berbelanja online atau daring. potensi platform e-commerce sebagai bagian dari ekosistem ekonomi digital Indonesia mengalami kenaikan yang signifikan setiap tahunnya. Pandemi COVID-19 pun turut andil dalam mengakselerasi adopsi digital di masyarakat. Sejak Covid, transaksi digital mengalami kenaikan akibat ditopang oleh meningkatnya ekspektasi dan preferensi masyarakat dalam berbelanja secara daring, perluasan dan kemudahan sistem pembayaran digital, serta akselerasi perbankan secara digital. Dengan kinerja positif sektor ekonomi digital tersebut, nilai valuasinya diperkirakan akan tumbuh dua kali lipat menjadi USD130 miliar pada 2025, dan akan mencapai USD220-USD360 miliar di 2030. Pencapaian tersebut juga disokong oleh kondisi Indonesia yang mempunyai mayoritas jumlah penduduk berusia produktif, kemudian memiliki lebih dari 2.400 perusahaan start-up sehingga menjadi peringkat ke-6 di dunia dengan jumlah start-up terbanyak, dan juga tingkat penetrasi internet yang sudah mencapai 76,8%.

 

Sumber Pustaka :

CNN. 2022. Transaksi Uang Elektronik Melesat 35,79 Persen Kuartal III 2022. Diakses pada tanggal 20 September 2023 melalui https://www.cnnindonesia.com.

Yusuf. 2023. Dorong Pemulihan Ekonomi Lebih Cepat, Pemerintah Optimalkan Potensi Ekonomi Digital. Diakses pada tanggal 2023 melalui www.kominfo.go.id.

Indrajaya, Idham Nur. 2022. Nilai Transaksi  e-commerce Indonesia naik 23 persen inilah factor pendorongnya. Diakses pada tanggal 20 september 2023 melalui www.trenasia.com.

Kominfo. 2022. Dorong pemulihan ekonomi lebih cepat pemerintah optimalkan potensi ekonomi digital. Diakses pada tanggal 20  September 2023 melalui www.kominfo.go.id

Rasna, 2023. Nilai Transaksi Ekonomi (NTE) Perhutanan Sosial, Apa Peran Penyuluh Kehutanan?. Diakses pada tanggal 20 September 2023 melalui www.kompasiana.com.

Redaksi CNN. 2022. Transaksi Uang Elektronik Melesat 35,79 Persen Kuartal III 2022. Diakses pada tanggal 20 September 2023 melalui www.cnnindonesia.com

Sumardjo. (2017, Mei). Alternatif penyelenggaraan penyuluhan pasca UU 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Penyuluhan dan Komunikasi Nasional "Peran Ilmu Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan dalam Penguatan Kemandirian Masyarakat", Padang: UNAND.

 

Dapat diakses juga melalui :

https://cdkwilayahsumenep.blogspot.com/2023/09/transaksi-ekonomi-nte-kelompok-tani.html