PELUANG USAHA BUDIDAYA TALAS SISTEM AGROFORESTRI
Talas-talasan termasuk dari famili Araceae yang merupakan tumbuhan penghasil umbi-umbian dengan nilai manfaat tinggi. Dahulu, pemanfaatan talas lebih dominan pada umbi nya saja. Sebagai contoh, di Kota Bogor banyak dijumpai para penjual umbi talas yang bahkan dikenal sebagai “talas Bogor”. Salah satu dari talas-talasan yang memiliki beraneka manfaat bagi masyarakat adalah talas beneng (Xanthosoma undipes K. Kock). Saat ini, setiap bagian tanaman, baik umbi, batang, dan daun talas dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan berbagai produk.
Umbi dan pelepah daun talas beneng memiliki kandungan gizi yang tinggi sebagai sumber pangan. Selain dapat dikonsumsi langsung, umbi talas beneng berpotensi sebagai bahan baku pembuatan tepung, keripik dan berbagai produk lainnya. Oleh karena itu talas beneng dapat dikelompokan sebagai Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) yang dikelola bersama dengan kayu dalam hutan rakyat agroforestri.
Keunggulan Budidaya Talas Dengan Pola Agroforestri
- Tahan naungan, dapat dibudidayakan dengan pola agroforestri
- Melalui pola agroforestri, kawasan hutan berkontribusi
terhadap pendapatan petani
- Budidaya relatif mudah
- Lebih tahan hama dan penyakit
- Lima bulan setelah tanam, petani sudah dapat menikmati hasil
dari panen daun. Daun yang sudah - kering dan dicacah sudah diekspor ke Australia
- Peluang untuk pengembangan usaha karena permintaan tinggi
Perbedaan Budidaya Talas dengan Mono dan Agrofrestri
Peluang Budidaya Talas dengan Iklim di Indonesia
Talas tumbuh tersebar di daerah tropis, sub tropis dan di
daerah beriklim sedang. Pembudidayaan talas dapat dilakukan pada daerah
beriklim lembab (curah hujan tinggi) dan daerah beriklim kering (curah hujan
rendah), tetapi ada kecenderungan bahwa produk talas akan lebih baik pada
daerah yang beriklim rendah atau iklim panas.
Curah hujan optimum untuk pertumbuhan tanaman talas adalah
175 cm per tahun. Talas juga dapat tumbuh di dataran tinggi, pada tanah tadah
hujan dan tumbuh sangat baik pada lahan yang bercurah hujan 2.000 mm/tahun atau
lebih.
Tanaman talas untuk mendapatkan hasil yang tinggi, harus
tumbuh di tanah drainase baik dan pH 5,5–6,5. Tanah yang bergambut sangat baik
untuk talas tetapi harus diberi kapur 1 ton/ha bila p H nya di bawah 5,0.
Tanaman talas membutuhkan tanah yang lembab dan cukup air,
bila tumbuhan kekurangan air, maka kadar auksin akan meningkat dan terjadi
pemacuan terhadap sintesis absisin (Firdaus dkk, 2006). Bagi tumbuhan talas
ketersediaan air sangat mempengaruhi pertumbuhan. Oleh sebab itu, musim tanam
yang cocok untuk tanaman ini ialah menjelang musim hujan, sedang musim panen
tergantung kepada kultivar yang ditanam.
Talas dapat tumbuh pada ketinggian 0 – 1.300 m dari
permukaan laut.
Di Indonesia sendiri talas dapat tumbuh di daerah pantai
sampai pergunungan dengan ketinggian 2.000 m dari permukaan laut, meskipun
sangat lama dalam memanennya.