Jumat, 03 Desember 2021

PELUANG USAHA BUDIDAYA TALAS SISTEM AGROFORESTRI

Desember 03, 2021 0 Comments

Talas-talasan termasuk dari famili Araceae yang merupakan tumbuhan penghasil umbi-umbian dengan nilai manfaat tinggi.  Dahulu, pemanfaatan talas lebih dominan pada umbi nya saja.  Sebagai contoh, di Kota Bogor banyak dijumpai para penjual umbi talas yang bahkan dikenal sebagai “talas Bogor”.  Salah satu dari talas-talasan yang memiliki beraneka manfaat bagi masyarakat adalah talas beneng (Xanthosoma undipes K. Kock).  Saat ini, setiap bagian tanaman, baik umbi, batang, dan daun talas dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan berbagai produk. 

PELUANG USAHA BUDIDAYA TALAS SISTEM AGROFORESTRI

Umbi dan pelepah daun talas beneng memiliki kandungan gizi yang tinggi sebagai sumber pangan.  Selain dapat dikonsumsi langsung, umbi talas beneng berpotensi sebagai bahan baku pembuatan tepung, keripik dan berbagai produk lainnya.  Oleh karena itu talas beneng dapat dikelompokan sebagai Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) yang dikelola bersama dengan kayu dalam hutan rakyat agroforestri.


Keunggulan Budidaya Talas Dengan Pola Agroforestri

- Tahan naungan, dapat dibudidayakan dengan pola agroforestri

-  Melalui pola agroforestri, kawasan hutan berkontribusi terhadap pendapatan petani

- Budidaya relatif mudah

- Lebih tahan hama dan penyakit

- Lima bulan setelah tanam, petani sudah dapat menikmati hasil dari panen daun. Daun yang sudah - kering dan dicacah sudah diekspor ke Australia

- Peluang untuk pengembangan usaha karena permintaan tinggi

 

Perbedaan Budidaya Talas dengan Mono dan Agrofrestri

- Talas dengan pola Agroforestri lebih tinggi daripada talas dengan pola biasa.

- Talas dengan pola Agroforestri memiliki daun lebih lebar daripada talas dengan pola biasa.

- Talas dengan pola Agroforestri memiliki daun lebih panjang daripada talas dengan pola biasa.



Peluang Budidaya Talas dengan Iklim di Indonesia

Talas tumbuh tersebar di daerah tropis, sub tropis dan di daerah beriklim sedang. Pembudidayaan talas dapat dilakukan pada daerah beriklim lembab (curah hujan tinggi) dan daerah beriklim kering (curah hujan rendah), tetapi ada kecenderungan bahwa produk talas akan lebih baik pada daerah yang beriklim rendah atau iklim panas.


Curah hujan optimum untuk pertumbuhan tanaman talas adalah 175 cm per tahun. Talas juga dapat tumbuh di dataran tinggi, pada tanah tadah hujan dan tumbuh sangat baik pada lahan yang bercurah hujan 2.000 mm/tahun atau lebih.


Tanaman talas untuk mendapatkan hasil yang tinggi, harus tumbuh di tanah drainase baik dan pH 5,5–6,5. Tanah yang bergambut sangat baik untuk talas tetapi harus diberi kapur 1 ton/ha bila p H nya di bawah 5,0.


Tanaman talas membutuhkan tanah yang lembab dan cukup air, bila tumbuhan kekurangan air, maka kadar auksin akan meningkat dan terjadi pemacuan terhadap sintesis absisin (Firdaus dkk, 2006). Bagi tumbuhan talas ketersediaan air sangat mempengaruhi pertumbuhan. Oleh sebab itu, musim tanam yang cocok untuk tanaman ini ialah menjelang musim hujan, sedang musim panen tergantung kepada kultivar yang ditanam.


Talas dapat tumbuh pada ketinggian 0 – 1.300 m dari permukaan laut.


Di Indonesia sendiri talas dapat tumbuh di daerah pantai sampai pergunungan dengan ketinggian 2.000 m dari permukaan laut, meskipun sangat lama dalam memanennya.


Estimasi penghasilan

- Panen daun hingga  8 kali /tahun (daun talas beneng). 


- Harga jual daun siap rajang adalah Rp 1.300- Rp 1.500/kg, sementara harga daun mentah belum siap rajang Rp 1.000/kg


- Berat basah 1 daun = 200-500 gram. Jumlah tanaman adalah 8000/ha (lahan datar) dan 6000 tanaman (lahan miring). Satu kwintal daun basah dapat menjadi 15 kg daun kering angin siap rajang. Dengan asumsi dalam 1 ha bisa memanen = 200 gram x 3 daun x 8000 tanaman = 4800.000 gram (4800 kg), maka dalam 1 tahun panen bisa mendapat penghasilan 4800 kg x  8 kali panen x 1000 = Rp 38.400.000


- Jika petani/kelompok tani memiliki mesin pengrajang, hasil rajangan bisa dijual Rp 15.000- Rp 18.000/kg, maka dalam 1 tahun panen bisa mendapatkan penghasilan 10/100 x 4800 kg x 8 kali panen x 15.000 =Rp 57.600.000 – Rp 69.120.000


PELUANG PERMINTAAN EKSPOR KE LUAR NEGERI




Dengan begitu banyaknya permintaan pasar baik  dari dalam maupun luar negeri, maka usaha talas ini masih sangat potensi untuk dikembangkan.


Ketersediaan bahan baku di alam (untuk rajangan daun) sangan mendukung dalam proses produksi.
Seiring dengan berjalannya waktu, untuk bahan baku maka talas dengan beraneka varietas ini sangat layak untuk di budidayakan.


Usaha talas ini bisa jadi solusi untuk masyarakat di masa seperti sekarang, tetapi hal ini tentu sangat perlu dukungan dari pihak-pihak terkait.