Selasa, 16 Mei 2023

BAGAIMANA PERLAKUAN PENDAHULUAN BENIH JATI?

Mei 16, 2023 0 Comments

 

  
Disusun Oleh : Nur Fadhilah Syahrawi, S.Hut

Jati (Tectona grandis L.f.) dikenal sebagai kayu komersial bermutu tinggi, termasuk dalam suku Verbenaceae. Daerah sebaran asli dari jati meliputi India, Myanmar, dan Thailand. Tanaman ini telah banyak dikembangkan, bahkan di beberapa tempat menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan tradisional masyarakat. Di Indonesia, tanaman jati secara khusus berpotensi meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani, pedagang, dan industri pengolahan. Secara umum berperan dalam pembangunan daerah dan nasional.

Mengapa benih harus dipersiapkan?

·     Pertumbuhan dan penampilan fisik suatu pohon dipengaruhi oleh faktor keturunan dari induknya (faktor genetik) dan pengaruh lingkungan.

·      Tegakan jati yang sehat, tumbuh cepat, dan menghasilkan kayu yang berkualitas dapat diperoleh dari benih yang induknya berkualitas (benih unggul).

·      Benih yang unggul akan menunjukkan pertumbuhan yang maksimal jika ditanam pada lahan yang sesuai bagi pertumbuhannya.

·       Sebaliknya benih unggul dapat menghasilkan pertumbuhan yang kurang baik jika ditanam pada lahan yang tidak sesuai.

·      Untuk mendapatkan bibit berkualitas yang sesuai dengan lahan petani, dan sesuai dengan waktu penanaman, maka pengadaan benih perlu direncanakan dan dilaksanakan dengan baik.

Benih jati merupakan jenis benih yang sulit berkecambah, karena kulit benihnya sulit ditembus oleh air dan udara yang merupakan syarat utama untuk perkecambahan. 

Gb.1 Benih Jati
 

Agar benih jati cepat berkecambah, diperlukan kondisi dan perlakuan tertentu yang bisa melunakkan kulit benih agar udara dan air dapat masuk ke dalam benih. Upaya yang dilakukan sebelum penaburan, agar benih cepat berkecambah, dikenal sebagai perlakuan pendahuluan.

Bagaimana cara perlakuan pendahuluan benih jati :

Hal yang pertama kali dilakukan ialah benih disterilkan (dibebaskan dari hama dan penyakit) terlebih dahulu dengan cara dijemur sampai kering. Kemudian bisa memilih salah satu cara perlakuan pendahuluan berikut ini:

1.     Benih direndam selama 3 x 24 jam dalam air mengalir, kemudian tiriskan benih selama 2 hari.

2.     Benih direndam selama 3 hari dalam air tergenang yang selalu diganti setiap hari, kemudian tiriskan benih selama 2 hari.

3.    Benih direndam dalam air dingin selama satu hari, kemudian benih dikeringkan dengan dijemur di bawah terik matahari satu hari. Hal tersebut diulang kurang lebih selama 4-5 hari.

4.     Benih setiap hari direndam dalam air dingin selama satu jam kemudian dipindah ke dalam air Panas selama 1 jam selanjutnya dikering-anginkan. Hal ini dilakukan selama 1 minggu.

5.   Benih direndam dalam larutan Asam Sulfat pekat (H2SO4) selama 15 menit, kemudian dicuci Dengan menggunakan air, dan tiriskan selama 1 malam.

6.   Benih direndam dalam air dingin selama dua malam kemudian dijemur di bawah sinar matahari selama 1 hari.

Cara-cara tersebut di atas bisa pula dikombinasikan antara teknik satu dengan teknik lainnya sehingga diperoleh keberhasilan semai benih yang maksimal. 

Bagaimana cara menyemaikannya?

1.     Siapkan media tabur yaitu pasir. Pasir yang baik tidak terlalu kasar atau terlalu halus serta tidak banyak tercampur tanah.

2.     Media disterilkan dengan cara dijemur sampai kering dan dicampur nematisida (racun pembunuh cacing).

3.     Kemudian media tabur disiram air secara merata.

4.    Benih yang telah diberi perlakuan pendahuluan dimasukkan ke media tabur, dengan posisi bekas tangkai buah menghadap ke bawah.

5.     Benih ditanam sedalam diameter benih, kemudian ditaburi pasir sehingga punggung benih terbenam sekitar 1-2 cm di dalam media.

6.     Media ditutup dengan selapis jerami agar media tidak hanyut ketika disiram air.

 

Gb.2 Posisi pembenaman benih jati pada media tanam

7.      Media disiram air.

8.      Bedeng/bak tabur ditutup sungkup plastik, namun jika suhu sudah tinggi (misalnya cuaca cerah di musim kemarau) maka sungkup tidak diperlukan.

9.      Bedeng tabur dipelihara dengan selalu dibersihkan dari gulma dan disiram setiap hari agar media tidak sampai kering.

  

Bagaimana menyapih kecambah?

1.  Siapkan media semai berupa campuran tanah humus (tanah lapisan atas) dan kompos dengan perbandingan 2:1; atau pupuk kandang dan tanah humus (2:3); atau kompos, tanah humus, dan sekam padi (2:1:1).

2.      Media dijemur dan dicampur dengan fungisida (racun pembunuh jamur) agar steril, kemudian ditempatkan pada kantong semai.

3.      Kecambah siap disapih setelah berumur 3-5 hari atau dicirikan dengan terbentuknya sepasang daun muda yang belum membuka penuh .

 

Gb.3 Benih Jati berkecambah

4.      Penyapihan dapat dilakukan pada waktu pagi (sebelum jam 10.00) atau sore (sesudah jam 15.00).

5.      Untuk memudahkan penyapihan, media dibasahi terlebih dahulu.

6.      Media di sekitar dan di bawah kecambah diangkat dengan menggunakan ranting atau bambu berbentuk pipih untuk mengambil kecambah beserta akar-akarnya.

7.      Angkat kecambah dengan memegang daun atau lembaganya, kemudian langsung ditanam pada media tanam yang telah dibasahi dan dilubangi.

8.      Jika kecambah yang disapih jumlahnya banyak, kecambah tidak langsung ditanam tetapi bisa ditampung dahulu di dalam wadah berisi air.

9.      Siram media dan benih dengan pancaran air yang halus.

Nah, bagi tretan rimba yang mau menyemaikan benih jati selamat mencoba ya !

 

Referensi :

Pramono, A.A., Fauzi, M.A., Widyani, N., Heriansyah, I. dan Roshetko, J.M. 2010. Pengelolaan hutan jati rakyat: panduan lapangan untuk petani. CIFOR, Bogor, Indonesia.

 

Dapat diakses juga melalui :

https://cdkwilayahsumenep.blogspot.com/2023/05/bagaimana-perlakuan-pendahuluan-benih.html